Parenting Islami: Biarkan Anak Belajar Mandiri – Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid #NasehatUlama
Segala puji hanya milik Allah. Terkadang, kita terlalu condong kepada anak-anak kita, kita memanjakan mereka hingga batas bermewah-mewahan. Dan terkadang kita terlalu keras dan terlalu mengekang mereka. Dahulu, Umar radhiyallahu ‘anhu menikahkan anaknya yang bernama ‘Ashim, dan ia menanggung nafkah anaknya tersebut selama sebulan, karena anaknya baru menikah, sedang bahagia, dan sibuk dengan istrinya. Namun setelah satu bulan, Umar memanggil anaknya, dan berkata, “Mulai sekarang nafkahilah dirimu sendiri!” Inilah cara mendidik anak untuk menghadapi kehidupan.
================================================================================
الْحَمْدُ لِلهِ
أَحْيَانًا نَجْنَحُ مَعَ أَوْلَادِنَا فَنُغْدِقُ عَلَيْهِمْ إِلَى دَرَجَةِ التَّرَفِ
وَأَحْيَانًا نُشَدِّدُ عَلَيْهِمْ وَنُقَتِّرُ
زَوَّجَ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ابْنَهُ عَاصِمًا فَأَنْفَقَ عَلَيْهِ شَهْرًا
أَحَدٌ فِي بِدَايَةِ الزَّوَاجِ وَالْوَلَدُ فَرِحٌ وَمَشْغُوْلٌ بِالزَّوْجَةِ
بَعْدَ شَهْرٍ دَعَاهُ قَالَ أَنْتَ الْآنَ أَنْفِقْ عَلَى نَفْسِكَ
هَذِه تَرْبِيَةٌ فِي مُوَاجَهَةِ الْحَيَاةِ